TUGAS KELOMPOK
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Diajukan sebagai salah satu syarat menempuh mata
kuliah Desain Pembelajaran diampu oleh Rosida Rakhmawati M., M. Pd
Oleh Kelompok 10
1. Budi Setiawan (12310047)
2. Diah Retnowati (12310061)
3. Lita Kusumaningtyastuti (12310052)
4. Misi Sayekti (12310008)
5. Yunida Wati (12310044)
1. Budi Setiawan (12310047)
2. Diah Retnowati (12310061)
3. Lita Kusumaningtyastuti (12310052)
4. Misi Sayekti (12310008)
5. Yunida Wati (12310044)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
DESEMBER
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan Strategi Pembelajaran” sehingga dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk memahami
strategi pembelajaran agar nantinya sebagai calon pendidik mampu membuat
strategi pembelajaran yang baik untuk peserta didiknya. Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Allah SWT yang
telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun makalah ini.
2.
Ibu Rosida Rakhmawati, M. Pd selaku dosen mata kuliah Desain
Pembelajaran.
3.
Kedua orangtua
yang telah mendukung dan memberi semangat untuk menyelesaikan makalah ini.
4. Serta teman-teman yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
dosen dan rekan-rekan mahasiswa/i, tetapi penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Atas kekurangan dan kesalahan daam penyusunan makalah ini, penulis
mohon maaf serta kritik dan saran dari pembaca. Harapan penulis semoga makalah
ini dapat diterima dan bermanfaat.
Metro, Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... iKATA PENGANTAR..................................................................................... iiDAFTAR ISI................................................................................................... iiiBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran.......................................................... 3
B. Klasifikasi Strategi Pembelajaran.......................................................... 5
C. Komponen Strategi Pembelajara........................................................... 7
D. Penerapan Strategi Pembelajaran.......................................................... 12
E. Pengembangan Strategi Pembelajaran.................................................. 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang guru adalah pemimpin di
dalam kelasnya. Pemimpin siswa-siswanya pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Seorang guru pun harus bisa menguasai dan mengendalikan kelas.
Guru harus tahu bagaimana cara membuat proses belajar mengajar tidak
menjenuhkan dan selalu menyenangkan untuk para siswa, sehingga dibutuhkan
strategi-strategi yang tepat dalam prosesnya.
Tapi saat sekarang realitanya kita
dapat melihat di dalam proses pembelajaran itu sendiri guru masih belum bisa
mengkondisikan pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh siswa maupun oleh
kurikulum yang dituntut. Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa memahami
seperti apa pembelajaran kondusif yang diinginkan siswa, yang nantinya hal itu
akan berpengaruh kepada hasil proses pembelajaran siswa itu sendiri.
Pemilihan strategi pembelajaran
sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan
pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman
belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas
dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran,
yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi
yang dihadapinya.
Strategi pembelajaran yang akan
dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan awal
pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan
pelaksanaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi
pembelajaran?
2. Apa saja klasifikasi strategi
pembelajaran?
3. Apa saja komponen strategi
pembelajaran?
4. Bagaimanakah penerapan strategi
pembelajaran?
5. Bagaimana cara mengembangkan
strategi pembelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran.2. Untuk mengetahui klasifikasi dari strategi pembelajaran.3. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam strategi pembelajaran.4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran.5. Untuk mengetahui bagaiman cara mengembangkan strategi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Pada
mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan
sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan
yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah
semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan yang harus
dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, taktik dan
teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan.
Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor,
baik dari dalam maupun dari luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat
disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan
sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a
particular education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di bawah ini akan diuraikan beberapa
definisi tentang strategi pembelajaran.
Merujuk dari beberapa pendapat
diatas strategi pembelajaran dapat dimaknai secara sempit dan luas. Secara
sempit strategi mempunyai kesamaan dengan metoda yang berarti cara untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara luas strategi dapat
diartikan sebagai suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian. Setelah mencermati konsep strategi pembelajaran, kita perlu mengkaji
pula tentang istilah lain yang erat kaitannya dengan strategi pembelajaran dan
memiliki keterkaitan makna yaitu pendekatan, metoda, dan teknik.
- Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pandang dalam melihat dan memahami situasi pembelajaran. Terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred approach).
- Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan agar tujuan atau kompetensi dasar tercapai.
- Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Dari paparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru akan
tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan
strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap
relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik
yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
Jadi dapat disimpulkan strategi
pembelajaran merupakaan strategi pengorganisasian pembelajaran dengan cara
meningkatakan daya tarik pembelajaran melalaui bahan ajar yang disajikan, media
pengajaran yang digunakan, mengelola jadwal dan pengalokasian pengajaran yang
diorganisasikan. Strategi itu dapat diciptakan melalui :
- Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi.
- Meningkatkan pemahamaan melalui gamabar poster ikon yang dapat menampilkan isi pelajaran secara visual.
- Menggunakan poster afirmasi lucu dan mengandung humor yang dapat menguatkan dialog internal siswa.
- Menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun dan karikatur yang dapat menghidupakan gagasan abstarak dan mengikutsertakan pelajar kinestetik.
- Merancang waktu jeda strategis dan mengisinya dengan kegiatan yang menyenagkan seperti membuat kuis,pertanyaan lucu,humor,penejelasan tentang transisi menggunakan berbagai sumber yang dapat mendorong siswa menjadi tertarik dan berminaat pada setiap pelajaran.
B. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Menurut
Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus
dilakukan oleh seorang guru:
1)
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam
strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
2)
Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri
biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.
Strategi
pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).
Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat
dominan dalam proses pembelajaran.
3)
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran
berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di
dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama :
- Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
- Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
- Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
4)
Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi
pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing
untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses
dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
5)
Strategi
Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang
berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
6)
Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning
Contextual
Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat
diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru ketika ia belajar.
C. Komponen Strategi Pembelajaran
Pembelajaran
merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen
yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu
sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain guru, peserta didik,
bahan pelajaran, tujuan, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber pelajaran,
evaluasi dan lingkungan atau situasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen
yang ada harus diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerja
sama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen
tertentu saja misalnya metode, bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus
mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
1.
Guru
Guru
adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang
terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran.
Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan
sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi
bervariasi. Sedangkan komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi
bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan
peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses
belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil
belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa
pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
2.
Peserta didik
Peserta
didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan
potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta
ini dapat dimodifikasi oleh guru.
3.
Tujuan
Tujuan
merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi,
materi, media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi
pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus
dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajran merupakan target yang
ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
4.
Bahan Pelajaran
Bahan
pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa
materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan
dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat. Menurut
Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam
kegiatan pembelajaran.
5.
Kegiatan pembelajaran
Agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam menentukan
strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan standar proses pembelajaran.
6.
Metode
Metode
adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
berlangsung.
7.
Alat
Alat
yang dipergunakan dalam pembelajran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
alat memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal
dapat berupa suruhan, perintah, larangan dan lain-lain, sedangkan yang
nonverbal dapat berupa globe, peta, papan tulis slide dan lain-lain.
8.
Sumber Pembelajaran
Sumber
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau
rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sehingga sumber belajar
dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya,
manusia, buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.
9.
Evaluasi
Komponen
evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai
umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi
evaluasi tersebut merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
10.
Situasi atau Lingkungan
Lingkungan
sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Lingkungan
yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak
madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan
teman, dan peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut
isi materinya seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk
pembelajaran, karena kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan
menggunakan metode lain, misalnya membuat kliping.
Komponen-komponen strategi
pembelajaran tersebut akan mempengaruhi jalannya pembelajaran, untuk itu semua
komponen strategi pembelajaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
strategi pembelajaran. Untuk lebih mempermudah menganalisis faktor yang
berpengaruh terhadap strategi pembelajaran, komponen strategi pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: peserta didik sebagai raw input,
entering behavior peserta didik, dan instrumental input atau
sasaran.
a) Peserta Didik Sebagai Raw Input
Strategi
pembelajaran digunakan dalam rangka membelajarkan peserta didik. Untuk itu
dalam pembelajaran seorang guru harus memperhatikan siapa yang dihadapi.
Peserta didik pada tingkat sekolah yang sama cenderung memiliki umur yang sama,
sehingga perkembangan intelektual pada umumnya adalah sama. Dipandang dari
kesamaan ini, maka seorang guru dapat menggunakan metode atau teknik yang sama
dalam membelajarkan peserta didik. Namun demikian di samping persamaan
tersebut, peserta masih mempunyai perbedaan-perbedaan walaupun pada umur yang
relatif sama.
Pertimbangan
yang perlu diperhatikan dalam menghadapi heterogenitas peserta dalam kelas yang
sama adalah seorang guru disarankan untuk menggunakan multimetode dan
multimedia. Hal ini disebabkan masing-masing metode dan media mempunyai
kelebihan dan kekurangan, dan dimungkinkan masing-masing peserta didik akan
mempunyai kecenderungan tertarik pada metode dan media tertentu.
b)
Entering Behavior Peserta
Didik
Seorang
pendidik untuk dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai
terlebih dahulu harus mengetahui perubahan perilaku, baik secara
material-subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior peserta didik. Misalnya,
apakah tingkat prestasi yang dicapai peserta didik itu merupakan hasil kegiatan
belajar mengajar yang bersangkutan?. Untuk kepastiannya seharusnya guru
mengetahui tentang karakteristik perilaku peserta didik saat mereka mau masuk
sekolah dan saat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis
karakteristik perilaku peserta didik yang dimilikinya ketika mau mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Itulah yang dimaksudkan dengan entering behavior peserta
didik. Entering bahavior akan
dapat diidentifikasi dengan cara sebagai berikut:
- Secara tradisional, telah lazim para guru mulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
- Secara inovatif, guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki atau mampu mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pretes sebelum mereka mulai mengikuti program belajar mengajar.
c) Instrumental Input atau Sasaran
Instrumental
input menunjukkan kualifikasi serta kelengkapan sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Yang termasuk dalam
instrumental input antara lain guru, kurikulum, bahan/sumber, metode, dan
media. Keberadaan instrumental input ini sangat mempengaruhi dalam menentukan
strategi pembelajaran. Misalnya secara teoritis, dipandang dari tujuannya maka
suatu materi harus disajikan dengan menggunakan metode laboratorium, namun
karena tidak adanya media di sekolah tersebut, maka diganti dengan metode
demonstrasi atau yang lainnya. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai
sasaran akhir kegiatan pelajaran akan mempengaruhi persepsi mereka
terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu harus
diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan tersebut
harus memiliki kualifikasi :
a) pengembangan bakat secara optimal
b) hubungan antarmanusia
c) efisiensi ekonomi dan
d) tanggung jawab warga selaku warga
negara.
D. Penerapan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan
rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1)
Komponen pertama yaitu urutan
kegiatan pembelajaran
Mengurutkan
kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan
mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya
dan menutup pelajaran.
- Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
- Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
- Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
2)
Komponen kedua yaitu metode
pembelajaran
Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan
pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar
atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi
pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin
dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk
pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan
menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan
dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah
a) Metode ceramah
Metode
ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan
oleh para pngajar. Walaupun memiliki banyak kekurangan metode ini masih tetap digunakan sampai sekarang untuk membangun komunikasi antara pengajar dan pebelajar.
b) Metode
pembelajaran terprogram
Metode
pembelajaran terprogram merupakan metode konvensional yang kini sering
digunakan. Metode ini disusun sesuai dengan kepentingan pembelajaran yang
diinginkan, dan dijalankan sesuai dengan program belajar yang telah dirancang.
c) Metode
demonstrasi
Metode demontrasi mengedepankan
peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda
tertentu yang sedang dipelajari,baik sebenarnya atau tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan.
d)
Metode
discovery
Metode
discovery merupakan metode yang bertolak dari suatu masalah, kemudian dibahas
dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif
dan bermakna.
e)
Metode
simulasi
Metode
simulasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu.
f)
Metode
do-look-learn/ karya wisata
Metode ini
mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya
sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
g)
Metode
diskusi
Metode diskusi yaitu siswa
dihadapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
h)
Metode
praktikum
Metode praktikum mengedepankan
aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
i)
Metode
studi mandiri
Metode ini sering disebut dengan
metode tugas, jadi guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar.
j)
Metode
bermain peran
Metode ini mengajarrkan siswa untuk
melakukan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
k)
Metode
studi kasus
Metode ini mengedepankan metode
berpikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan data-data yang
ditemukan.
3)
Komponen ketiga yaitu media yang
digunakan
Media
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media
cetak,dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a)
Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b)
Dukungan terhadap isi pelajaran
c)
Kemudahan memperoleh media
d)
Keterampilan guru dalam menggunakannya
e)
Ketersediaan waktu menggunakannya
f)
Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
4)
Komponen keempat adalah waktu tatap
muka
Pengajar
harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan
waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran.
Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5)
Komponen kelima adalah pengelolaan
kelas
Kelas
adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional.
Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat
duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan
cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru,
sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas
menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung
secara lancar.
E. Mengembangkan
Strategi Pembelajaran
1. Langkah pengembangan strategi pembelajaran
a. Langkah pertama mengembangkan
strategi pembelajaran adalah
mengidentifikasi urutan pengajaran dan mengelola kelompok konten/materi
dengan menggunakan analisis pembelajaran, mulai dari kemampuan tingkat rendah
dan berlanjut secara hirarkhis. Urutan pembelajaran untuk mencapai tujuan harus tersusun logis dari kiri atau
poin awal, dan proses disebelah kanan. Tujuan mengindikasikan setiap langkah
yang harus dibentuk, dan setiap kemampuan (subordinat) menunjukkan kemampuan
yang harus ditampilkan, sedangkan
prioritas belajar cenderung dikombinasikan dari bawah keatas dan dari
kiri ke kanan.
Karena analisis tujuan
mengindikasikan setiap langkah harus ditunjukkan, dan analisis kemampuan
subordinat mengindikasikan kemampuan yang harus dimiliki dalam belajar, urutan
pembelajaran cenderung merupakan kombinasi antara bagian bawah ke atas atau kekiri
ke kanan. Jadi ketrampilan langkah pertama harus diajarkan terlebih dahulu
kemudian baru ketrampilan kedua dan seterusnya.
Ada tiga pengecualian dalam
pendekatan urutan. Pertama, terjadi ketika dua atau lebih langkah dalam tujuan
pembelajaran sama atau memiliki kesamaan ketrampilan. Pada situasi ini tidak
perlu mengajarkan ulang, tetapi cukup menginformasikan bahwa ketrampilan yang
telah dipelajari akan digunakan kembali dalam prosedur tersebut.
b. Kedua, ketika pembelajaran meliputi
penggunaan beberapa peralatan atau
peralatan tunggal. Analisis pembelajaran mungkin mengindikasikan bahwa
pembelajar akan memerlukan misalnya, mengidentifikasi dan menunjukkan berbagai
macam peralatan pada beragam poin pembelajaran.
c. Ketiga, ketika kebosanan menjadi
hasil akhir dari perkiraan, kelelahan, langkah demi langkah urutan. Jika ini
terjadi, lebih baik mengorbankan beberapa kecakapan dari urutan ideal dan
menghentikannya kemudian menggantikannya dengan minat dan motivasi.
d. Keempat, Pembelajaran berkelompok
langkah ini berhubungan dengan ukuran pengelompokan materi yang akan disajikan
dalam pembelajaran. Anda dapat
memutuskan apakah akan menyajikan informasi
setiap tujuan satu persatu dengan diselingi aktivitas, atau akan
menyajikan beberapa tujuan sebelumnya pada berbagai aktivitas. Anda harus
mempertimbangkan lima faktor berikut ketika menetapkan jumlah informasi yang
akan disajikan:
1. Tingkat usia para pembelajar
2. Kompleksitas materi pembelajaran
3. Tipe belajar yang akan diadakan
4. Aktivitas belajar yang dapat
memfokuskan pada penugasan
e. Kelima,Besarnya waktu yang
dibutuhkan Desainer sering mengarahkan pengelompokan belajar pada dua atau tiga
hari kerja atau dalam semester. Bagaimana dengan separuh hari atau sehari?
sistem penyampaian alami akan membuat perbedaan. Dengan format pembelajaran
mandiri, seperti belajar berbasis komputer atau e-learning, desainer tidak
perlu khawatir terhadap batasan waktu. Sistem penyampaian alami menerima
beragam pembelajar, apakah di bawah bimbingan
instruktur, kelompok proses, televisi atau pendekatan webcast,
memerlukan perkiraan waktu dan tidak ada
formula ajaib untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan.
2. Komponen Belajar
Gagne percaya instruksi yang "sengaja diatur
mengatur peristiwa eksternal yang
dirancang untuk mendukungproses pembelajaran internal". Oleh karena itu, untuk mengikat teori
instruksi bersama-sama, ia merumuskan
sembilan peristiwa instruksi yang dibutuhkan untuk semua proses belajar dan hasil belajar. Berikut
daftar sembilan peristiwa instruksi yang
dibutuhkan untuk semua proses belajar dan hasil belajar:
a.
Mendapatkan
Perhatian
Banyak
teknik dikerjakan untuk mendapatkan perhatian pembelajar. Namun, cara terbaik
untuk mendapatkan perhatian adalah untuk menarik minat pelajar. Guru mengetahui
dengan baik kesulitan yang terlibat dalam memotivasi siswa untuk tertarik pada instruksi
mereka. John Keller telah mencoba untuk menangani hal ini dengan mengembangkan
Model ARCS motivasi. ARCS adalah singkatan dari Attention = Perhatian,
Relevantion = Relevansi, Confident = Keyakinan, Satisfaction = Kepuasan. Model
ARCS adalah metode untuk meningkatkan daya tarik motivasional bahan
instruksional. Model ini didasarkan pada penelitian yang berkaitan dengan
motivasi yang menunjukkan bahwa orang termotivasi untuk terlibat dalam suatu
kegiatan jika hal itu dirasakan dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan pribadi,
dan jika ada harapan positif untuk sukses.
Menurut
Keller (1988), keempat kondisi yang harus dipenuhi agar orang tetap
termotivasi:
- Perhatian, Memiliki perhatian siswa merupakan prasyarat untuk belajar. Mendapatkan perhatian biasanya cukup mudah, namun menjaganya bisa sulit.
- Relevansi, instruksi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik sekarang dan masa depan.
- Keyakinan, Keyakinan dapat mempengaruhi ketekunan seorang siswa dan prestasi. Orang tidak percaya diri memiliki ketakutan besar kegagalan.
- Kepuasan, membuat orang merasa baik tentang prestasi mereka. Orang akan merasa lebih percaya diri jika mereka dibuat sadar akan tugas dan hadiah untuk sukses.
b.
Menginformasikan
Tujuan Pembelajaran
Harus
diberitahu tentang jenis kinerja yang akan digunakan untuk menentukan apakah
mereka telah belajar apa yang seharusnya mereka belajar.
c.
Merangsang
Recall Pembelajaran Prasyarat
Menurut teori pemrosesan informasi
kognitif, pembelajaran yang paling baru tergantung pada koneksi dibuat untuk
pembelajaran sebelumnya. Ketika pembelajaran baru akan segera terjadi,
informasi sebelumnya yang relevan harus dilakukan secara internal dapat diakses
sehingga dapat dijadikan bagian dari acara belajar.
d.
Menyajikan
Bahan Stimulus
Presentasi stimulus sering
menekankan fitur yang mendorong peserta didik untuk memilih apa yang
diinginkan.Dapat dilakukan dengan menggunakan huruf miring, cetak tebal, garis
bawah, atau gambar dengan panah atau lingkaran atau penyorotan. Stimulus
presentasi untuk pembelajaran konsep dan aturan memerlukan penggunaan berbagai
contoh. Misalnya, jika Anda mengajar tentang kotak Anda harus menyajikan kotak besar, kotak kecil, bujur sangkar warna yang
berbeda, bujur sangkar terbuat dari bahan yang berbeda, dan alun-alun dalam
keseharian.
e.
Memberikan
Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar biasanya mengambil
bentuk komunikasi antara guru dan siswa yang membantu membimbing pelajar untuk
pencapaian tujuan. Tujuannya adalah
untuk membantu dalam proses belajar, dan untuk memindahkan siswa dari satu
keadaan pikiran yang lain. Ini tidak melibatkan mengatakan pelajar jawabannya,
melainkan melibatkan menunjukkan garis pemikiran yang mungkin akan mengarah
pada hasil yang diinginkan.
f.
Eliciting
Kinerja (Praktek)
Memungkinkan pelajar untuk
berkomunikasi dengan instruktur apakah mereka dapat melakukan keterampilan
mereka mencoba untuk belajar. Hal ini dilakukan dengan menyediakan pelajar dengan
latihan praktek. Biasanya, praktek awal dilakukan dengan menggunakan contoh
yang sama dengan peserta didik yang ditunjukkan keterampilan.
g.
Memberikan
Saran atau Masukan
Tidak hanya harus pembelajar diberi
latihan praktek, mereka harus diberi umpan balik tentang kinerja mereka. Umpan
balik dapat berbentuk lisan, tertulis, komputerisasi, atau diberikan dalam
bentuk lain. Terlepas dari bentuk yang Anda pilih, umpan balik harus
memberitahukan peserta didik tentang tingkat kebenaran dalam kinerja mereka sehingga
mereka dapat memperbaiki upaya selanjutnya
h.
Menilai
Kinerja
Mendapatkan penampilan dari peserta
didik untuk menentukan apakah pembelajaran yang diinginkan telah terjadi. Siswa
dinilai untuk menentukan apakah instruksi telah memenuhi tujuan desain, dan
juga untuk belajar apakah setiap siswa telah mencapai tujuan yang diinginkan.
Perlu diingat bahwa penilaian harus
sesuai dengan tujuan yang dinyatakan untuk memberikan penilaian yang akurat.
i.
Meningkatkan
Retensi dan Transfer
Ketika
tes atau kursus selesai sebagai langkah terakhir adalah mencari cara untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa keterampilan yang di ajarkan akan digunakan
dengan benar oleh peserta didik ketika mereka menggunakannya di luar konteks
belajar. Peserta didik mungkin dapat mengingat pengetahuan baru dan
keterampilan di dalam kelas.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Strategi pembelajaran merupakan cara
sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan
msteri pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari ututann
kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan
bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Ada dua hal yang patut dicermati
dari pengertian-pengertian strategi pembelajaran Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan.
Penerapan strategi pembelajaran
harus disesuaikan dengan kondisi baik internal (siswa) maupun eksternal (sarana
dan prasarana sekolah), waktu, dan perkembangan teknologi untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara mutlak.
B. SARAN
- Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan baru tentang strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara mengembangkan suatu strategi pembelajaran.
- Diharapkan calon pendidik dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran apa yang cocok dan efektif untuk diterapkan.
- Diharapkan calon pendidik dapat menjadikan sebagai suatu acuan dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Eveline, dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor
:Ghalia Indonesia.
http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html
http://ndhiroszt.multiply.com/journal/item/3
http://www.sarjanaku.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
http://www.akhmad Sudrajablogspot.ac.id
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2012/12/makalah-strategi-pembelajaran.html
http://ndhiroszt.multiply.com/journal/item/3
http://www.sarjanaku.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
http://www.akhmad Sudrajablogspot.ac.id
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2012/12/makalah-strategi-pembelajaran.html
28.11.2013
pukul 16.25 WIB
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/konsep-dasar-strategi-pembelajaran-3/
hufaizah hamid 17.17